Buddhism saves the world (universe)
Page 1 of 1
Buddhism saves the world (universe)
Pangeran Sidharta dilahirkan di bawah pohon Sala, di taman Lumbini, melepaskan atribut kebangsawanannya ditepi sungai Anouma, bertapa di hutan Uruvela didekat sungai Neranjara, dan mencapai Penerangan Sempurna di bawah pohon Bodhi. Selanjutnya menghampiri 5 orang pertapa di taman rusa Isipatana, sering bervassa di hutan bambu Veluvana, Rajagraha, juga di hutan Jeta, Savathi. Meninggal dunia dibawah sepasang pohon Sala. Semuanya dekat dengan alam, dan tidak merusak alam.
Setelah pertapa Sidharta menjadi Buddha Gotama, selanjutnya membabarkan Dhamma kepada dewa dan manusia, menurut Sakka (raja dewa dari surga Tavatimsa), penghuni alam dewa bertambah dan penghuni alam asura berkurang. itu artinya semakin banyak makhluk yang berbuat kebajikan dan semakin sedikit yang berbuat kejahatan.
Ketika pertama Buddha Gotama mengirimkan 60 orang arahat untuk menyebarkan Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya, tujuannya bukan untuk mencari pengikut, tetapi untuk kabahagiaan sesama umat manusia. Demikian pula ketika kaisar Ashoka mengirimkan kedua anaknya ke Srilanka untuk mengembangkan agama Buddha disana, mengirimkan para bhikkhu lainnya ke luar negeri, tujuannya juga sama, yaitu untuk kebahagiaan umat manusia. Setelah menjadi murid Buddha, Ashoka menjadi kaisar yang sangat baik hati, beliau mendirikan banyak bangunan yang kemudian kita kenal sebagai rumah sakit, panti sosial, persinggahan (hotel) dan fasilitas umumnya. Yang paling penting adalah ia berhenti menyerang negara lain, berhenti berperang untuk memperluas wilayah kerajaannya, itu berarti berhenti membunuh juga.
Sang Buddha mengajarkan agar umat Buddha rajin berdana, terutama kepada mereka yang sangat membutuhkan pertolongan atau bantuan. Berdana membuat makhluk lain menjadi lebih sejahtera dan berbahagia, sesuatu yang sangat baik dan mulia. Selanjutnya Beliau mengajarkan umat Buddha awam memiliki sila (moral) yang baik, yaitu berlatih sungguh-sungguh untuk tidak membunuh, tidak mengambil barang yang tidak diberikan, tidak melakukan perbuatan asusila, tidak berbicara dusta dan tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang memabukkan. Sila membuat orang berdamai dengan makhluk lain, tidak membuat susah makhluk lain, dan pasti tidak menimbulkan permusuhanan. Buddha mengajarkan agar para muridNya mengembangkan perasaan cinta kasih, belas kasihan, dan kebijaksanaan, sehingga pasti akan menimbulkan rasa persahabatan dengan siapa saja. Buddha juga mengajarkan agar para muridNya mengurangi keserakahan, kebencian dan menyingkirkan kegelapan batin, ajaran ini juga akan menciptakan perdamaian dengan orang lain, bukan permusuhan, apalagi peperangan.
Kalau semua orang di dunia ini tidak saling membenci, tidak saling merebut milik atau hak orang lain, tidak saling menjajah, tidak saling membunuh, tidak saling mengebom, yang ada hanya saling mengasihi, saling membantu dan saling menolong, bukankah itu akan lebih baik ?
Setelah pertapa Sidharta menjadi Buddha Gotama, selanjutnya membabarkan Dhamma kepada dewa dan manusia, menurut Sakka (raja dewa dari surga Tavatimsa), penghuni alam dewa bertambah dan penghuni alam asura berkurang. itu artinya semakin banyak makhluk yang berbuat kebajikan dan semakin sedikit yang berbuat kejahatan.
Ketika pertama Buddha Gotama mengirimkan 60 orang arahat untuk menyebarkan Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya, tujuannya bukan untuk mencari pengikut, tetapi untuk kabahagiaan sesama umat manusia. Demikian pula ketika kaisar Ashoka mengirimkan kedua anaknya ke Srilanka untuk mengembangkan agama Buddha disana, mengirimkan para bhikkhu lainnya ke luar negeri, tujuannya juga sama, yaitu untuk kebahagiaan umat manusia. Setelah menjadi murid Buddha, Ashoka menjadi kaisar yang sangat baik hati, beliau mendirikan banyak bangunan yang kemudian kita kenal sebagai rumah sakit, panti sosial, persinggahan (hotel) dan fasilitas umumnya. Yang paling penting adalah ia berhenti menyerang negara lain, berhenti berperang untuk memperluas wilayah kerajaannya, itu berarti berhenti membunuh juga.
Sang Buddha mengajarkan agar umat Buddha rajin berdana, terutama kepada mereka yang sangat membutuhkan pertolongan atau bantuan. Berdana membuat makhluk lain menjadi lebih sejahtera dan berbahagia, sesuatu yang sangat baik dan mulia. Selanjutnya Beliau mengajarkan umat Buddha awam memiliki sila (moral) yang baik, yaitu berlatih sungguh-sungguh untuk tidak membunuh, tidak mengambil barang yang tidak diberikan, tidak melakukan perbuatan asusila, tidak berbicara dusta dan tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang memabukkan. Sila membuat orang berdamai dengan makhluk lain, tidak membuat susah makhluk lain, dan pasti tidak menimbulkan permusuhanan. Buddha mengajarkan agar para muridNya mengembangkan perasaan cinta kasih, belas kasihan, dan kebijaksanaan, sehingga pasti akan menimbulkan rasa persahabatan dengan siapa saja. Buddha juga mengajarkan agar para muridNya mengurangi keserakahan, kebencian dan menyingkirkan kegelapan batin, ajaran ini juga akan menciptakan perdamaian dengan orang lain, bukan permusuhan, apalagi peperangan.
Kalau semua orang di dunia ini tidak saling membenci, tidak saling merebut milik atau hak orang lain, tidak saling menjajah, tidak saling membunuh, tidak saling mengebom, yang ada hanya saling mengasihi, saling membantu dan saling menolong, bukankah itu akan lebih baik ?
sumber : Notes R. Surya Widya
> facebook <
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum